Sifat Dan Hukum Gas

 

Nama Kelompok 

1.      Zaimatul Hasanah                210603110069

2.      Vinanda Virlya Zahra          210603110079

3.      Hoirul Anam                         18630025

SIFAT-SIFAT DAN HUKUM GAS

Link YouTube : https://youtu.be/Gc3goY56OSQ 
(Karena pada akun youtube kimia c sudah penuh dan tidak dapat mengupload video lagi)

Semua gas memiliki sifat umum yang sama diantaranya :

·         Gas bersifat transparan

·         Gas dapat ditekan dengan tekanan luar

·         Volume gas sama dengan volume wadah yang ditempatinya

·         Gas dapat bergerak ke segara arah

·         Gas dapat bercampur sempurna dengan gas lain

·         Gas dapat dijelaskan dengan parameter suhu dan tekanannya11

Untuk menentukan sifat fisik gas dapat diketahui oleh 4 variabel yaitu

·         Volume (V)

·         Mol (n)

·         Tekanan (P)

·         Temperatur (T)

Antara keempat parameter tersebut terdapat hubungannya yang disebut sebagai suatu fungsi volum yang dirumuskan dengan

 

                                                V = V (T,P,n)

Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa  volume gas dapat berubah akibat adanya perubahan parameter temperatur, tekanan dan juga jumlah (mol) dari gas tersebut.

Besarnya perubahan volum yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan parameter tersebut secara matematika dituliskan sebagai berikut.

 

 


 

            Perubahan volume total gas yang terjadi akibat akibat adanya perubahan parameter dapat diketahui apabila semua kuosien telah diketahui.Oleh karena itu, pengetahuan tentang kuosien-kuosien tersebut sangat diperlukan. Dari nilai-nilai kuosien yang diketahui, hubungan antara parameterparameter gas seperti telah diuraikan, membentuk suatu persamaan yang disebut persamaan keadaan gas. Untuk gas ideal biasa disebut persamaan keadaan gas ideal. Selain itu, dikenal juga persamaan-persamaan keadaan gas nyata, dalam bentuk persamaan van der Waals, Berthelot, Redlich-Kwong, virial.

Pengertian Gas Ideal

Gas ideal adalah sekumpulan partikel yang bergerak secara acak, tidak saling berinteraksi satu sama lain dan jarak partikelnya sangat berjauhan sedangkan Gas nyata  berbanding terbalik dengan gas ideal, gas nyata menjelaskan karaktristik yang tidak dapat dijelaskan dengan gas ideal.

 

Konsep Gas Ideal

Untuk menyatakan banyaknya zat pada gas ideal, maka kamu bisa menggunakan sebuah besaran yang disebut sebagai jumlah zat dengan satuan standar internasionalnya adalah mol. Dalam 1 mol zat sendiri terdapat 6,022 x 1023 partikel yang terkandung di dalamnya. Persamaan rumusnya yaitu:

 

 

 

 


 

Keterangan:

  • n = Jumlah zat (mol)
  • m = Massa zat (g atau kg)
  • Mr = Massa molekul relatif (g/mol atau kg/mol)
  • N = Jumlah partikel
  • NA = Bilangan Avogadro (6,022.1023 partikel/mol)

 

Persamaan Gas  Ideal

Gas ideal mempunyai beberapa persamaan umum yang perlu kamu ketahui, yaitu:



Keterangan:

  •  = Tekanan gas (Pa);
  • Mr = Massa molekul relatif (kg/mol);
  • V = Volume gas (m3);
  • Na = Bilangan Avogadro = 6,02 × 1023 partikel/mol
  • m = Massa 1 partikel gas (kg);
  • R = Tetapan gas ideal (8,314 × 103 J/kmol.K;
  • k = Konstanta Boltzman (1,38 × 10-23 J/K);
  • N = Jumlah partikel gas;
  • n = Jumlah mol (mol);
  • ρ = Massa jenis gas (kg/m3); dan
  • T = Suhu gas (K).

Pengertian Gas Nyata

            Gas nyata adalah gas yang tidak berperilaku sebagai gas ideal karena interaksi antar molekulgas . Gas nyata juga dikenal sebagai gas nonideal karena perilaku gas nyata hanya didekati oleh hukum gas ideal .

 

 

 

 


 

 

 


 Perbedaan Gas nyata dan Gas Ideal



HUKUM – HUKUM GAS

Hukum - hukum gas merupakan hukum yang mencakup tentang gas, dalam ilmu fisika ada beberapa hukum-hukum gas yang sering digunakan. Diantaranya adalah Hukum Boyle, Hukum Charles, Hukum Gay – Lussac, Hukum Avogadro, dan beberapa hukum gas ideal lainnya

Hukum mengenai gas dikembangkan oleh para ilmuwan pada akhir abad ke 18. Dan para ilmuwan mulai menyadari bahwa hubungan antara volume, suhu dan juga tekanan dari sampel gas yang dapat diperoleh menjadi dasar bagi pendekatan untuk semua gas, dan gas berperilaku dengan cara yang sama.

Macam – macam hukum gas :

A.    Hukum Boyle

Hukum Boyle di kemukakan pertama kali di tahun 1662, oleh seorang ilmuwan fisika bernama Robert Boyle. Dengan memakai pengukur tekanan dan wadah volume variabel, hukum tersebut dapat di verifikasi dengan cara eksperimental.

Dalam volume gas, terdapat suatu ruang tertutup yang sangat bergantung pada tekanan dan juga suhunya. Apabila suhu tersebut dijaga secara konstan, Maka tekanan yang diberikan itu akan memperkecil volumenya, dan hubungan tersebut dikenal sebagai dengan Hukum Boyle yang dinyatakan sebagai berikut.

“Apabila suhu gas yang berada didalam ruang yang tertutup tersebut dijaga secara konstan. Maka pada tekanan gas tersebut akan berbanding terbalik dengan volumenya”

Hukum Boyle diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu Robbert Boyle. Hukum Boyle dapat dituliskam secara matematis menggunakan rumus berikut :

P.V = Konstan

Rumus diatas berlaku untuk gas yang kondisinya berbeda, tetapi dalam suhu yang sama, persamaan volume dan tekanannya dapat di tuliskan sebagai berikut :

P1. V1 = P2.V2

Dengan keterangan :

P1       : Tekanan gas keadaan 1 (Pa)

P2       : Tekanan gas keadaan 2 (Pa)

V1      : Volume gas keadaan 1 (m3)

V2      : Voulem gas keadaan 2 (m3)

Dalam kehidupan sehari – hari, hukum Boyle juga terlibat diantaranya :

1.      Pernapasan

Selama respirasi, paru-paru kita memanfaatkan hukum Boyle. Saat menghirup, paru-paru dipenuhi udara, oleh karena itu mereka berkembang. Volume meningkat karenanya, level tekanan turun. Demikian pula, ketika paru-paru mengeluarkan udara, paru-paru mengecil, oleh karena itu, volume berkurang dan tekanan meningkat. Perubahan tekanan dan volume bersifat sesaat dan berkala

2.       Mengembangnya ban

Ban kempes tidak memiliki bentuk dan kekuatan yang tepat, sehingga menyulitkan kendaraan untuk bergerak dengan benar. Ketika udara ditekan ke yang ban kempes dengan bantuan pompa udara, molekul udara menjadi padat. Semakin banyak molekul udara yang ada di ban, semakin besar tekanan yang diberikan pada dinding ban. Oleh karena itu, menggembungkan ban kempes adalah contoh lain dari hukum Boyle dalam kehidupan nyata.

3.      Botol soda

Botol soda berisi campuran karbondioksida dan minuman adalah salah satu contoh yang mendemontrasikan hukum Boylr. Jika kaleng atau botol soda tertutup rapat, sulit untuk dikompres. Dalam hal ini karena molekul udara yang ada di dalam wadah dikemas dengan rapat dan tidak memiliki ruang untuk bergerak. Dan pada saat kaleng atau botol dibuka, beberapa molekul akan keluar. Dengan demikian, memberikan ruang untuk pergerakan melekul udara dan memungkinkan botol untuk dikompresi. Dalam hal ini, perubahan tekanan sesuai perubahan volume dapat diamati dengan jelas.

4.      Prinsip kerja pada jarum suntik.

Jarum suntik adalah peralatan medis yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan. Ini terdiri dari silinder untuk menampung fluida dan pendorong untuk memberikan tekanan. Saat plunger ditekan, volume fluida berkurang. Dengan demikian, tekanan akan meningkat. Begitu pula saat menarik plunger, volume dinaikkan dan tekanan dikurangi. Oleh karena itu, cara kerja jarum suntik bergantung pada hukum boyle

5.      Cat semprot

Cat semprot bekerja berdasarkan hukum Boyle. Sejumlah besar tekanan diberikan oleh molekul cat pada badan kaleng tempat zat itu berada. Saat bagian atas kaleng ditekan, volume di dalam kaleng berkurang dan cat dibuang dengan tekanan besar. Karena tekanan memiliki hubungan terbalik dengan volume, hukum Boyle dapat diamati dalam hal ini.

6.      Pakaian luar angkasa

Ruang angkasa tidak terdiri dari udara atau atmosfer. Ini memiliki tekanan nol karena terdiri dari ruang hampa. Sesuai hukum Boyle, ketika gas bertekanan memasuki wilayah vakum, ia akan mengembang tanpa batas. Inilah alasan mengapa para astronot mengenakan pakaian antariksa yang dirancang khusus. Jika pakaian antariksa astronot tersebut pecah, darah dan cairan tubuh mulai mendidih dan astronot tersebut terluka parah.

7.      Scuba Diving

Satu hal yang perlu diingat ketika seseorang melakukan penyelaman bawah air adalah dia harus menyeimbangkan hubungan volume dan tekanan agar tidak jatuh sakit atau terluka. Saat memasuki atau mendekati kedalaman badan air, dia mengalami tekanan tinggi.

Demikian adalah penjelasan mengenai hukum Boyle di sertai dengan rumus dan juga penerapan dalam kehidupan.

B.     Hukum Charles

Jacques Alexandre Cesar Charles merupakan seorang ahli fisika, sekaligus penemu dan matematikawan yang lahir di Beaugency, Loiret, Prancis pada 12 November 1746 dan wafat di Paris, Prancis pada 7 April 1823. Pada awalnya, Charles sempat bekerja di Kementrian Keuangan, namun kemudian banting setir bekerja di dalam bidang sains. Beberapa penemuannya di bidang sains adalah hydrometer, aerometer untuk Fahrenheit, dan juga masih banyak lagi.

Kemudian pada tahun 1783, Charles membangun balon hydrogen pertama di dunia bersama dengan rekan – rekannya Robbert bersaudara, Nicolas, dan Anne – Jean. Percobaannya mengenai hydrogen yang dipandangnya mampu mengangkat balon ke udara tersebut terinspiraso dari hukum Boyle

Percobaannya tentang balon udara tersebut berlanjut pada tahun 1787, dimana ia mengisi gas yang berbeda ke dalam 5 balon yang memiliki volume yang sama dan menaikkan suhunya hingga 80 derajat Celcius. Alhasil, kelima balon tersebut mengalami kenaikan volume yang sama.

Berikut adalah bunyi dari hukum Charles :

“Apabila tekanan gas yang berada di dalam suatu ruangan tertutup bersifat konstan, maka suhu mutlaknya akan berbanding lurus dengan volume gas tersebut”

Hukum Charles merupakan salah satu dari hukum mengenai gas ideal yang ada di dalam termodinamika dan kimia fisik yang membahas hubungan antara tekanan gas yang berbanding lurus dengan suhunya.

Berikut adalah rumus dari hukum Charles :

V/T = Konstan

Atau

V1/T1 = V2/T2

Dengan keterangan :

V1     : Volume gas awal (m3)

T1      : Suhu gas awal (Kelvin)

V2     : Volume gas akhir (m3)

T2      : Suhu gas akhir (Kelvin)

Grafik Hukum Charles

Grafik pada hukum Charles ini disebut dengan proses isbarik, yakni sebuah kondisi hubungan antara suhu dan volume gas yang terjadi pada tekanan konstan.

Penerapan Hukum Charles dalam Kehidupan Sehari – hari :

1.      Ban

Ketika menyalakan mesin mobil dan mengemudikannya, volume pada bannya akan menjadi meingkat, dan begitu jugan dengan suhu dalam

2.      Pelampung

Saat mendorong pelampung ke dalam kolam renang, volume udara di dalamnya akan berkurang karena suhu di dalam kolam lebih rendah jika dibandingkan suhu pada air.

3.      Bola pingpong

Suhu bola pingpong akan ikut meningkat saat diletakkan kedalam air panas hingga bila itu mengapung, volume gas didalam bola pingpong juga akan ikut meningkat.

Demikian penjelasan mengenai hukum Charles dari pengertian, rumus hingga penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.

 

C.    Hukum Gay – Lussac

Joseph Louis Gay – Lussac merupakan seorang ahli kimia dan fisika yang lahir di Saint – Leonard – de – Nblat, Kingdom of France pada tanggal 6 Desember 1778 dan beliau wafat di Paris, Prancis, pada 9 Mei 1850. Beliau dikenal oleh khalayak ramai atau kontribusi dan juga jasanya terhadap ilmu pengetahuan setelah beliau berhasil melakukan sebuah eksperimen dan merumuskan Hukum Gay – Lussac. Beliau sempat mengenyam pendidikan di sbeuah institusi yang bertujuan guna mengasah kemampuan kepemimpinan dan saintifik bernama Ecole Polythechnique. Sampai pada akhirnya beliau menjadi professor di dalam budang kimia dan fisika di institusi tersebut.

Pada Tahun 1804, Gay – Lussac berhasil menaiki balon udara yang mendorong beliau dan para ilmuwan lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai suhu, tekanan, dan juga kelembaban udara. Hukum Gay – Lussac merupakan hasil rujukan dari Penelitian Jasques Charles pada tahun 1787.

Berikut adalah bunyi hukum Gay – Lussac :

“Tekanan suatu gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya pada keadaan volume yang konstan (isokhorik)”

Dibawah ini merupakan persamaan Gas Ideal atau rumus Hukum Gay – Lussac :

P.V = n.R.T

Atau

P.V/T = n.R

Atau

P.V/T = Konstan

Atau

P1/T1 = P2/T2

Dengan keterangan

P1      = Tekanan awal gas ideal

P2      = Tekanan akhir gas ideal

T1      = Suhu awal gas ideal (Kelvin)

T2      = Suhu akhir gas ideal (Kelvin)

V       = Jumlah molekul zat (mol)

R       = Tetapan gas ideal (0,082 L.atm/mol.K atau 8,314 J/mol.K)

Adapun grafik dari Hukum Gay – Lussac, sebagai berikut :

Grafik tersebut disbeut dengan Grafik isokhorik, yaitu dimana volume suatu gas berada dalam keadaan konstan.

Hukum Gay – Lussac dapat kita temukan dalam kehidupan sehari – hari adalah :

1.      Kaleng soda. Jumlah gas yang larut dalam cairan minuman soda tersebut akan berbanding lurus dengan tekanan gas terhadap cairan minuman soda.

2.      Botol atau kaleng aerosol. Ketika kita melempar salah satu atau kedua benda tersebut ke dalam api, akan menyebabkan tekanan gas di dalamnya mengalami peningkatan, sehingga terjadi ledakan

3.      Rice-cooker. Saat kita menyalakan rice-cooker, maka suhunya akan mengalami peningkatan, yang akan berbanding lurus dengan tekanan gas di dalamnya.

Demikian penjelasan mengenai hukum Gay – Lussac. Selanjutnya adalah Hukum Avogadro.

D.    Hukum Avogadro.

Avogadro dikenal atas kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan terkait dengan Hukum Avogadro, yakni sebuah hukum yang menyatakan mengenai hubungan antara volume suatu gas dengan jumlah molekulnya. Hasil penelitiannya tersebut dipublikasikan pada tahun 1811 dalam De Lamétherie’s Journal de Physique, de Chimie et d’Histoire naturelle.

Selain itu, Avogadro juga berhasil merumuskan mengenai Teori Molekular, yang menyatakan bahwa partikel-partikel dapat tersusun atas molekul-molekul, di mana molekul-molekul ini dapat tersusun atas unit-unit atau atom yang lebih sederhana. Atas jasanya tersebut, dunia ilmu pengetahuan hari ini mengenal yang namanya Bilangan atau Konstanta Avogadro = 6,02214 x 1023 mol-1. Bilangan atau konstanta tersebut digunakan untuk menyatakan jumlah partikel yang ada di dalam satu mol zat.

Sedangkan, bunyi hukum Avogadro adalah sebagai berikut:

“Gas-gas dengan volume yang sama, serta berada pada suhu dan tekanan yang sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama.”

Sedangkan pada penulisan rumus avogadro adalah sebagai berikut :

V/n = Konstan

atau

V1/n1 = V2/n2

Dengan keterangan :

V = volume gas (m3)

N = banyaknya mol didalam suatu gas (mol)

Dalam kehidupan sehari – hari, sering kita jumpa penerapan hukum Avogadro.

1.      Memompa ban sepeda.

2.      Bernapas. Dan lain sebagainya.

 

CONTOH SOAL

1.     

 

 

 

 

 


 

 

JAWABAN

 

 

 


 

 

 

 

 

 

2.      Dalam wadah tertutup, gas memuai sehingga volumenya berubah menjadi 3 kali volume awal (V=volume awal, T=suhu awal). Suhu gas berubah menjadi ….

Jawab :

Diket :

V1=V

V2=3V

T1=T

Ditanya : ?

Jawab :

V/T=Konstan

V1/T1=V2/T2

V/T=3V/T2

1/T=3V/T2

T2=3T

Jadi suhu gas berubah , menjadi 3 kali suhu awal

3.      Diketahui tekanan gas dalam suatu wadah tertutup adalah 4 atm, sementara volumenya adalah 1 liter. Beberapa saat kemudian, tekanan gas berubah menjadi 6 atm. Hitunglah berapa volume gas tersebut sekarang?

Jawab :

P1 = 4 atm

     = 4 x 105 Pa

P2 = 6 atm

     = 6 x 105 Pa

V1 = 1 Liter

      = 1 x 10-3 m3

P1.V1 = P2.V2

(4 x 105 Pa) (1 x 10-3 m3) = (6 x 105 Pa) . V2

4 x 102 Pa = (6 x 105 Pa) . V2

0,67 Liter = V2

Jadi, volume gas tersebut sekarang adalah 0,67 Liter

4.      Diketahui suatu gas volume konstan memiliki tekanan awal sebesar 2 atm dan tekanan akhirnya adalah 4 atm. Sementara itu, suhu akhir dari gas tersebut adalah 30 derajat celcius. Berapakah suhu awal dari gas tersebut?

Jawab :

T2 = 30 C = 303 Kelvin

P1/T1=P2/V2

2 atm/T1 = 4 atm/303 Kelvin

T1= 2 atm.303 Kelvin/4 atm

T1= 151,5 K

T1 = (151,5 – 273) Celcius = -121,5 Celcius

Jadi suhu awalnya pada gas tersebut adalah -121,5 Celcius

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ali, F. (2019). RPS_JTK2019_GANJIL_KIMIA FISIKA.

SOUISA, M. (2011). Penentuan Jumlah Mol Udara dalam Selinder dan Bola

Menggunakan Hukum Boyle-mariotteBAREKENG: Jurnal Ilmu

Matematika dan Terapan5(1), 41-45.

Herwanto, A. H., Raja, B. T., Karuniawan, C. E., Kendick, G., Esmond, K., Ega, L. F. &

Kriscangdra, R. N. N. (2021). PENERAPAN HUKUM GAY LUSSAC DAN HUKUM I TERMODINAMIKA PADA PROSES STERILISASI KALENG IKAN SARDEN DI CV INDO JAYA PRATAMA.

Sitohang, H. (2016). Perancangan Media Pembelajaran Fisika Materi Konsep

Termodinamika Dalam Mesin Kalor Dan Sifat-Sifat Gas Ideal Monoatomik Untuk SMA Kelas XI IPAJurnal Saintekom6(1), 27-39.

Komentar